Thursday, November 28, 2013

Sensor!

Aaah... gue mabok... mabok Olga...
Oh, bukan...bukan...
Gue bukannya mabok gara-gara keseringan ngunyah Olga... Tapi gue mabok gara-gara Olga dan kawan-kawannya udah mengontaminasi memori gue dengan kehadiran mereka di layar kaca. Ya, sekarang ini mereka emang lagi gencer ngongol di tipi. Gak pagi, gak sore, gak malem, gak tengah malem, agk dini hari;  gak di RCTI, gak di ANTV, gak di Trans TV; semua mereka : GENK OLGA. Ya itu mungkin rejeki mereka kali ya. Bete juga tapi tiap buka tipi, isinya langsung mereka. Orang buka tipi isinya mesin, lah gue malah muka Olga. Tapi yaudahlah, mereka bebas mau menghiasi layar kaca dengan candaan slapstick mereka, gue juga gak mau bahas lebih panjang mengenai gerombolan tersebut.

Nah, gak jauh-jauh dari pembahasan tentang kehadiran Olga dkk, kali ini gue akan membahas tentang acara tipi di Indonesia...eng ing eengggg...

Dengan semakin ketatnya peraturan mengenai penyiaran tipi di Indonesia, sekarang tipi-tipi mulai pasang badan dalam menayangkan acara-acaranya. Gue baru nyopot badan orang buat dipasang di kaca depan angkot aja langsung diamuk massa. Padahal gue pengen jadiin spion.

Balik lagi ke masalah penayangan acara tipi di Indonesia. Buah dari ketatnya pemberlakuan peraturan mengenai penyensoran acara tipi terkait konten-konten yang dianggap berada di luar kepantasan nilai dan norma yang berlaku di mari, membuat sekarang tidak semua acara bisa bebas berlalu lalang di layar kaca Indonesia. Adegan seperti orang merokok, ciuman, berhubungan badan, dan bertindak kekerasan tidak bisa disiarkan di televisi, radio, ataupun walkie talkie.

Kita bisa liat contohnya untuk adegan merokok. Penyensoran adegan orang merokok dilakukan dengan mem-blur bagian rokok yang dihisapnya. Untungnya gue gak pernah nongol di layar tipi. Kebayang kalo gue musti kena sensor gara-gara muka gue mirip tembakau.

Lain halnya untuk adegan ciuman, penyensoran dilakukan dengan sedikit menggeser scene atau memperlambatnya sehingga adegan-adegan tersebut tidak diperlihatkan. Sedangkan untuk adegan berhubungan badan, sensor dilakukan dengan men-skip scene tersebut hingga ke scene berikutnya. Untung bagi gue yang selama ini hanya pernah berhubungan kaki di mana muka gue kena sepak ama pemain bola. Ini terjadi ketika 17-an berlangsung. Orang-orang make daster buat maen bola, sementara gue make daster karena hobi. Pelaku yang nyepak muka gue mengaku gak sengaja menendang karena salah mengira muka gue dengan shuttelcock.

Balik lagi ke masalah sensor, cara sama dilakukan untuk adegan kekerasan. Ini dilakukan bisa dengan diperlambat, atau langsung di-skip. Jadi adegan kayak muka orang dilempar batu bata atau genteng biasanya ya kena sensor. Begitu halnya dengan ketika muka orang kena lempar muka orang. Siapa yang tau kalo muka yang dilempar dilapisin paku payung.

Hal lain yang terkena sensor adalah adegan di mana orang-orang berkata kotor. Penyensoran pada aspek ini dilakukan dengan me-mute suara saat adegan itu berlangsung. Dengan kenyataan ini, gue rada heran kenapa iklan sabun cuci masih beredar di masyarakat.

Bagian-bagian tubuh tertentu pun tidak luput dari sistem penyensoran. Sering kita liat DRTV yang menyajikan produk senam dengan model cewek make sport bra. Ngerasa ada yang aneh? Yap, bagian puser cewek tersebut kena sensor tipi. Ya ini mungkin karena puser merupakan bagian aurat dari orang. Cowok-cowok kan juga gitu, batas aurat dari lutut ampe puser. Makanya seumur idup gue gak akan pernah punya kesempatan buat nongol di tipi. Kata orang-orang muka gue kayak ada pusernya. Padahal itu bukan puser. Itu bopeng bekas kena senapan angin. Jadi muka gue ketembak senapan dan kegores kipas angin.

Dan yang selanjutnya adalah mungkin yang paling disukai kaum adam. 
Yaitu mengenai segala yang berkenaan dengan....

Belahan dada. 

Emang patut diacungi jempol sih lembaga sensor kita yang rajin memonitor penyiaran di Indonesia. Digawangi oleh KPI dan P3SPS, indsutri penyiaran kita mulai tertib mematuhi peraturan yang ada, ya kalo gak mau dicekal. Sedari itu, semua yang nyerempet-nyerempet belahan dada pasti kena sensor. Mau itu yang keliatan dikit atau mau semuanya, pokoknya semua disensor, semua di-blur. Ya inilah yang mungkin menjadi pemupus kebahagiaan para cowok.

Tapi menurut gue, gak cuman belahan dada, gue rasa kalo ada tayangan yang ada belahan-belahan lainnya pasti juga kena sensor, contohnya belahan pantat. Ya kan? Ini termasuk bagian yang vulgar. Gak pernah kita liat cewek make bikini di tipi dengan sempak setengah ampe belahan pantatnya keliatan, atau cowok make bikini di tipi dengan sempak setengah ampe belahan pantatnya keliatan. Ini pula yang mendasari tipi-tipi gak pernah nyiarin semua hal yang berbau adegan orang lagi boker.

Senada dengan belahan pantat, belahan muka pun begitu. Kita gak pernah disajikan muka-muka yang ngebelah gara-gara kesambit celurit bekas tawuran anak STM. Dan perlakuan khusus penyensoran  diberikan kepada gabungan antara belahan pantat dan belahan muka, yaitu orang-orang dengan muka yang ngebelah ampe pantat. Ini yang gue sebut pantat yang ngebelah muka. Kasian. Orang-orang yang seperti ini biasanya harus boker dengan sikap lilin. Meskipun gue yang normal juga hobi boker dengan sikap lilin sih.

Yang lucu adalah ketika bahkan tayangan Spongebob pun ikut kena sensor tipi-tipi di Indonesia. Sering gue liat saat belahan pantat Spongebob terpampang keluar, atau ketika doi gak berbalut baju dan celana sama sekali, maka scene tersebut akan di-zoom agar bagian tubuhnya tidak sepenuhnya keliatan. Atau juga saat Sandy si tupai laut sedang berada di rumahnya dengan hanya mengenakan bikini, maka sensor pun diberlakukan. Entahlah. Gue merasa lucu aja gitu. Gue gak tau dengan orang laen tapi gue bukan tipe yang suka napsuan ama sponge telanjang atau tupai berbikini. Libido gue gak bakal naek hanya karena gue ngeliat seekor makhluk laut telanjang di depan gue. Seriusan. Entah emang sekarang lagi berkembang fenomena disorientasi seksual terhadap makhluk laut, fantasi anak jaman sekarang yang udah terlalu vulgar, atau sistem penyiaran Indonesia yang udah terlalu ketat, yang pasti gue masih gagal paham gimana bisa seekor sponge laut yang bahkan dalam versi aslinya pun gak digambarkan alat kelaminnya masih kena sensor. Mungkin ini konspirasi. Mungkin kita sengaja disuguhi ama sensor-sensor gambar biar ujung-ujungnya kita cuman bisa nontonin acaranya Olga dkk. Itupun sebelum mereka kena sensor juga.

Wednesday, November 27, 2013

Avatar : The Last Air Blender

Negara angin adalah tempat yang sangat indah dan damai. Penduduknya yang ramah menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing. Negara ini menganut sistem kawin silang dalam pertumbuhan penduduknya. Doraemon merupakan salah satu produk hasil kawin silang antara kucing dengan gundu. Namun semua berubah ketika negara api menyerang. Harga sembako naik, kentut dilarang, dan gangnam style merajalela. Viewernya aja di yutup ampe 1.000.000.000.000.000.000.000.000. Banyak banget, sejuta. Pelakunya tidak lain dan tidak bukan adalah PSYING, dibaca pesing. Dia adalah seorang raja yang hobi pipis sembarangan sekaligus pemegang rekor pipis terjauh, yaitu 1.000 km persegi panjang hektar. Konon napasnya yang bau pesing mampu membuat hutan gundul.

Menurut legenda, hanya ada satu orang yang mampu melawan keganasan PSYING. Dia adalah Avatar, The Last Air Blender. Avatar ini ini sangat terkenal, khususnya di dunia Twitter, Line, dan Kakao Talk karena sering dipajang di profile orang-orang. Pria setengah laki-laki, setengah wanita, setengah tumbuhan, dan setengah sendok teh ini mempunyai panggilan Ang, panjangannya Anggodo. Dia adalah seorang yang ahli menggunakan blender. Hobinya adalah memasukan kepalanya ke dalam blender. Karena hobinya itu, ia jadi mengalami kebotakan. Dia punya tato tanda panah di kepalanya dan tato tanda dilarang parkir di pantatnya. Tato tersebut menunjukan kekuatannya dalam mengendalikan blender. Sekali tatonya luntur, maka ia akan kehilangan keperjakaannya.

Ang punya teman seperjalanan yang berasal dari desa air, tepatnya di dasar kali Ciliwung. Mereka adalah Katarak dan Sakaw. Mereka kebetulan merupakan kakak beradik. Jadi saat orang tuanya kawin, kebetulan aja mereka lahir. Lahirnya juga bukan dari pantat, tapi dari pori-pori jidat, ngerembes bareng aer kencing. Keduanya sama seperti Ang, yaitu seorang pengendali. Katarak dapat mengendalikan air, sedangkan Sakaw dapat mengendalikan remot TV. Si adik Katarak memiliki kelainan dalam melihat. Ia tidak bisa melihat benda dari kejauhan 10 km. Untuk itulah dia selalu memakai sepasang teropong bintang yang ditempelin di matanya make lakban. Kahliannya dalam mengendalikan air menjadi penutup kekurangannya itu. Dengan keahliannya, ia bisa mencebok pantat tanpa harus punya pantat. Sang kakak, Sakaw adalah seorang pecandu obat-obatan. Dia suka menggunakan obat-obatan seperti Panadol, Combantrin, dan Irex. Dia sangat ahli dalam mengendalikan remot TV. Acara TV favoritnya adalah Dahsyat. Menurutnya Olga sexy abis kalo lagi pipis. Olga pipisnya bukan make pispot, tapi make selang pemadam kebakaran. 

Sadar keahlian mengendalikan blender Ang masih mentah, dia bermaksud mempelajari jurus blender aliran Hiten Mitusurugi dari seorang ahli blender legendaris, Seijuro Hiko. Untuk tujuan tersebut, 3 sekawan itu harus hijrah ke Jepang mengarungi selat Sunda, selat Jawa, selat Padang, dan Selat Bekasi. Mereka bertiga mengembara dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Tempat favorit mereka adalah Bikini Bottom. Hal itu dikarenakan warganya pada make bikini, tapi gak seru, soalnya yang make bikini ikan. Mereka pernah singgah selama 5 menit, setelah 5 menit, mereka tenggelem. Di tengah perjalanan yang lain, mereka bertemu dengan seekor sapi terbang. Walaupun bisa terbang, sapi ini tidak bisa bahasa India. Ia sangat jinak dan manja terhadap Ang. Ang sudah dianggapnya sebagai ibunya sendiri. Secara rutin Ang netein sapinya ampe tetenya kondor.

Walaupun aral rintangan berbentangan di hadapan mereka, 3 sekawan itu tidak pernah menyerah. Kapal layar mereka yang terbuat dari korek api selalu setia menemani sampai akhirnya Sakaw melakukan kesalahan besar. Jadi ceritanya begini, waktu lagi maenin kaca pembesar pas siang-siang, secara tidak sengaja dia mengarahkan kaca pembesar ke pentulan korek api, dan secara tidak sengaja pula Katarak numpahin bensin yang entah untuk apa juga ia bawa-bawa bensin. Usut punya usut, ternyata bensin itu adalah soft drink-nya Ang. Hal itu membuahkan kecelakaan besar yang membuat mereka harus menyelamatkan diri dari kebakaran tersebut. Di saat-saat yang mencekam tersebut, Ang melihat orang asing yang tengah berenang menuju TKP. Dia adalah Aquaman. Dengan segalon Aqua gede, dia meredam amukan si jago merah. Namun naas, ternyata kebakarannya malah tambah besar. Ternyata Aqua galon yang dilempar itu berisi bensin. Aquaman emang bego. Tapi Aquaman tidak menyerah, ia menutup kebakaran dengan kolornya yang terbuat dari karung goni. Mereka selamat. Aquaman sangat baik, ia bersedia mengantar Ang dkk ke Jepang, setelah itu mereka harus bayar 30 rebu.

Sesampai di Jepang, 3 serangkai itu langsung dicegat petugas imigrasi. Begitu mengetahui bahwa mereka gak punya paspor dan kepribadian, polisi langsung membawa mereka ke Polda Metrojaya. Mereka dimintai keterangan seputar asal, status kawin, dan jenis kelamin. Tentunya Sakaw yang memiliki alat kelamin ganda sangat bingung menjawabnya. Ya, Sakaw memang memiliki alat kelamin ganda, satu di antara selangkangan, dan satu di ubun-ubun. Ketika mereka sedang kebingungan, tiba-tiba datanglah seorang guru spiritual bernama Eyank-Yank-Udah-Makan-Beyum-Yank (mulai dari sini, karena kepanjangan, maka panggilannya akan disebut dengan Eyank saja). Dia melihat 3 serangkai tersebut yang sedang kebingungan dan nge-fly. Ternyata Sakaw masih sempet-sempetnya ngelem power glue. Karena kasihan, maka ia ngebantuin mereka. Mereka senang, masalah selese, abis itu udahan.

3 serangkai tersebut menjelaskan tujuannya datang ke Jepang. Mengerti akan tujuan mereka, lantas diantarlah mereka ke maha guru Seijuro Hiko. Mereka diantar dengan menyusuri hutan belantara, menanjaki gunung curam, melewati jalanan terjal, menyebrangi jembatan lapuk, menyelami sungai dalam, dan akhirnya sampai juga mereka di perumahan Pondok Indah.

Seijuro Hiko adalah orang yang sangat ramah, baik hati, namun ngondek. Ia menyambut 3 serangkai tersebut dengan welcome. Satu-satu dikasih kaset welcome, kecuali Eyank yang mati ditelan kucing anggora di tengah jalan. Mengerti tujuan mereka, Hiko pun langsung mengajari Ang jurus Hiten Mitsurugi. Sebelum ke praktik, Ang disuruh mempelajari teori-teori jurus dari Kunti, LKS, dan Lateva. Setelah itu di ujung semester, Ang harus mengikuti testing dengan disuruh jawab soal pilihan ganda. Karena Ang bego, jadi Ang ga lulus, tapi Ang berhak melaju ke babak Grand Final IMB karena mendapat dukungan penuh dari Titi Raja Singa. Ia pun langsung berlatih dengan Seijuro Hiko. Hiko langsung memberikan jurus rahasia. Dengan mengandalkan blender, Ang dimasukan ke dalam blender untuk kemudian dijadiin jus sirsak. Ang kalah telak. Hiko memberikan rahasianya tentang jurus mengendalikan blender ini. Ternyata rahasianya adalah Ang harus nyolokin kabel blender ke stop kontak, baru setelah itu ia bisa mengendalikan blender tersebut. Selama ini Ang bego, dia gak masukin kabel blender ke stop kontak, dia malah nyolokin kabel blender ke kontak bbm. Dan bener saja, setelah itu Ang berhasil mengalahkan Hiko. Ang sangat berterima kasih kepada Hiko.

Baru ia mau melanjutkan perjalanan, taunya Jepang diserang oleh PSYING bersama anak buahnya. PSYING mempunyai 2 anak buah setia, yaitu Madara Uchiha dan Madam Ivan Gunawan. Mereka bertiga menjadi dalang atas penyerangan ini. Ang langsung mendatangi medan pertempuran, begitu juga dengan 2 orang temannya, sementara Seijuro Hiko mati keselek kucing anggora.

Ang vs PSYING, Sakaw vs Madara Uchiha, dan Katarak vs Madam Ivan Gunawan. Di luar dugaan ternyata Sakaw kalah melawan Madara Uchiha. Madara Uchiha menggunakan jurus terlarang “saring-gan”. Jadi Sakaw disaring pake pukat harimau bersama agan-agan Kaskus. Di sisi pertarungan yang lain, Katarak juga menelan kekalahan setelah melakukan adu pinalti melawan Madam Ivan Gunawan. Madara Uchiha dan Madam Ivan Gunawan akhirnya terlibat laga play off. Dua-duanya draw karena sama-sama mati kelesek kucing anggora. Akhirnya pertarungan menyisakan laga sengit antara Ang dengan PSYING. PSYING melancarkan jurus kencing manis. Ang tidak mau kalah. Ang melancarkan serangan blender ajaib yang baru dikuasainya semenit yang lalu. Kencing PSYING dimasukin ke blender, dijus, dan dijadiin smoothie. Kemudian PSYING dipaksa minum aer kencingnya sendiri. Namun di luar dugaan, ternyata PSYING menjadi tambah kuat. Ternyata sejak kecil ia sudah terbiasa minum air kencing ibu (AKI). PSYING pun kembali menyerang dengan dance gangnam style. Ia membawa viewernya yang di yutup untuk mengeroyok Ang. Ang dipukulin preman, dicipok bencong, dan digerepe ama penonton Dahsyat. Ang kalah, Ang kritis. Di saat kondisi Ang yang hampir mati, datanglah Adi Bing Slamet bersama Arya Wiguna. Ia memaksa PSYING untuk menceraikan ke-9 istrinya. 8 dari 9 istrinya ternyata memakai Kotex, sedangkan satunya make koteka. PSYING kalah, Arya Wiguna pun mengamuk dengan  menghancurkan gunung Merapi. Sambil berteriak “Demi Tuhaannnnn”, Arya Wiguna menginjak pas foto tukang bubur. Namun naas, di ujung cerita ia mati keselek kucing anggora.



Tamat.

Tuesday, November 12, 2013

Kembali Lagi...


Huaaahhh... udah berapa lama yak gue gak nulis? Mungkin ada juga yang bertanya-tanya. Kenapa Idham gak nulis lagi? Kenapa Idham jarang nengokin blognya? Kenapa Idham hobi boker di wastafel? Oke-oke, mumpung lagi ada waktu, gue pengen ngejawab pertanyaan itu semua (meskipun gue yakin gak ada yang nanyain juga sih). Mengenai rumor gue hobi boker di wastafel, langsung gue jawab aja. ITU SALAH. Gue lebih suka boker di halaman rumah, make selang, sambil makan mie ayam. Jadi semua clear yaa. Tentang gue yang udah lama gak nulis lagi dan kenapa gue udah jarang nengokin blog gue, alasannya karena gue pengen nutup blog ini.

Kagak deeng... heheh... Tapi gak ada ngaruhnya juga kan kalo gue nutup blog ini? Indonesia gak bakalan masuk Piala Eropa dan Olga gak bakalan kawin ama Nikolas Saputra (bener gak sih tulisannya). Tapi alasan sebenernya kenapa gue udah jarang ngeblog adalah gak laen dan gak bukan karena skripsi. Yes, skripsi. Jadi, gays, doain aja ya, bentar lagi gue mau sidang. Sidang STNK. 

Bukan maksut gue pengen bahas skripsi lebih jauh, tapi gue pengen nyeritain secuil lelucon saat proses penyusunan skripsi. Ya, idup gue emang lelucon. Apa yang gue seriusin selalu jadi bahan lelucon bagi orang laen. Gue lagi serius baca buku di perpus, orang-orang malah pada ketawa. Begitu gue sadar, taunya kebalik. Bukan bukunya, tapi guenya yang kebalik. Jadi pala gue di bawah, kaki gue di atas. Nah, badan gue di stasiun Manggarai. Horor abis.

Selama penyusunan skripsi, gue selalu digocek ama dosen. Gue nanya ini, dosen jawab itu, dosen ngomong ini, gue ngomong itu. Gak pernah nyambung. Kayaknya kerjaan gue selalu salah di mata dia. Ampe pernah gue sampe di titik jenuh untuk bimbingan, yaitu ketika gue harus ganti judul. Dan dari situ gue semakin tertinggal dengan temen-temen satu bimbingan gue. Mereka udah sampe bab tiga, lah gue baru ganti judul. Tapi bukan berarti gue berlarut-larut dalam kesedihan. Gue bertekad buat nyalip mereka. Pokoknya pas mereka udah bab empat, gue harus udah nyampe bab delapan.

Karena dosbing gue dosen luar, pernah gue sekali mau bimbingan musti nyamperin dia ke kampus doi. Tempatnya di sekitaran daerah Dago, dari kost gue rada jauh, dan gue musti ke sana pas lagi dalam keadaan belom tidur. Penyakit gue emang susah bener sembuhnya. Mata berat, pala berat, idung berat. Ni gegara upil gue. Upil gue beratnya dua kilo. Kilometer. 

Waktu itu gue naek angkot, pas di samping sopir, gue duduk di sebelah kanan dia. Angkotnya jalan, gue diseret-seret make tali tambang. Sampe di sana, gue langsung cari ruangannya. Gue bingung, soalnya lebih luas lahan parkir daripada lahan gedungnya. Gue lagi nyari-nyari ruangannya malah diomelin ama satpam. Gue diomelin gara-gara gue nyari ruangan sambil naek angkot. Sopirnya gue tinggal di jembatan. Jembatan Suramadu. Loh? Kenapa lewat jembatan Suramadu? Iya, karena gue gak mau ngambil risiko muter arah dengan lewat jembatan Ampera.

Akhirnya gue ketemu juga ruang dosennya. Selama ini gue nyari di ruang pantry. Gue pun bimbingan, ngomong gini-gitu, blablabla, ngebacot aja. Dosennya bingung. Dia gak ngerti pas gue ngomong make sandi rumput. Eeh, sori... bukan sandi rumput... maksud gue, dia gak ngerti pas gue ngomong sambil makan rumput. Setelah bimbingan selesai, gue pun balik, naek angkot lagi. Kali ini gue yang ditinggal di Selat Sunda.
Gue pernah sempet ngerasa salah nentuin keputusan dengan ngambil skripsi di semester 7. Ngeliat temen-temen gue yang masih pada nyantai, gue juga ngerasa pengen santai-santai dulu. Apalagi di semester ini gue juga musti ngurus laporan magang. Cercaan-cercaan dosen pas gue bimbingan pun semakin membuat pesimis. Gimana pas sidang? Begitu pikir gue. Tapi yaudahlah, cepet atau lambat gue pasti akan mengalami ini. Tau kenapa mata adanya di depan? Agar kita bisa selalu melihat ke depan... Keren... Walaupun dalam kasus gue, mata selalu gue pake buat jalan kaki. Dan gue cebok make dengkul. Jadi, berbekal dengan kata-kata mutiara tersebut, gue pun melanjutkan skripsi gue. Meski dengan kegelisahan tentunya. Tapi yaudahlah. Gue lebih gelisah pas ketauan nyelepet dosen make sempak. 

Berlanjut ke masalah skripsi, setiap gue ngetik sesuatu, gue selalu numpahin unek-unek gue di situ. Imbasnya gue ampe ngancurin keyboard. Keyboardnya Purwacaraka. Dan salah satu unek-unek yang gue tumpahkan adalah pemberian nama file yang gue tulis “Proposal Skripshit”. Setiap bab gue namain kayak gitu; “Proposal Skripshit BAB I”, “Proposal Skripshit BAB II”, “Proposal Skripshit BAB III”. Keliatan banget gue masih menyimpan kebencian di fase ini. Skripsi udah mengambil idup gue. Dulu gue tidur normal 8 jam. Sekarang gue tidur kurang dari 8 jam. Diitung-itung gue cuman kedapaetan tidur 7 jam 52 menit.

Dengan perasaan setengah-setengah, gue terus kerjain skripsi, gak tau bener apa kagak. Gue nulis ya nulis, tapi kagak ngarti apa yang gue tulis. Ya ini mah calon-calon suram pas sidang. Suatu ketika gue masih nulis apa yang gak gue ngarti, tiba-tiba file wordnya error. Corrupt gitu. Gue pikir ni jangan-jangan gara-gara laptopnya kebanyakan virus. Iya si, laptop gue emang udah jadi sarang virus gitu. Diinget-inget lagi kemaren gue baru nularin virus demam berdarah ke laptop gue. Pantesan dia jadi suka muntah-muntah berak gitu. 

Jadi ya gara-gara filenya kagak ke-recycle, otomatis apa yang gue print dengan apa yang menjadi kerjaan terakhir gue jadi beda. Gue baru nyadar hal itu pas lagi ngantre bimbingan. Dann... sebenernya bukan ngantre bimbingan juga sih... Maksudnya nungguin temen gue selese ujian proposal. Wedeeeh... cepet-cepet bener yak... baru abis UTS, langsung pada ujian proposal aje... Dengan perasaan jiper gue meratiin presentasinya temen gue. Gue peratiin dari awal ampe akhir kagak ada yang gue ngarti kecuali gue baru tau kalo power point itu ternyata dipake buat presentasi. Selama ini gue make power point buat ngitung perkalian sempoa. Oke balik lagi, karena saat gue baru berniat mau ngeprint ulang tapi ternyata dosennya udah keburu mau balik, otomatis gue kasih liat aja softcopynya yang ada di laptop gue. Dosennya baca-baca. Mantengin dari atas ampe bawah, depan ampe belakang, kanan ampe kiri.  Gue ngeliatin... poto SBY di kelas. Sesaat gue ngeliat laptop gue... dan baru tersadar... kalo gue ngasih liat skripsi gue ke dosen dengan nama file “Proposal Skripshit”......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

*Ngemeng-ngemeng, ini udah postingan gue yang ke-100 yak? Waah... kagak kerasa gue udah ngeposting segini banyak... next time bikin apa lagi yak?